Dampak Penggunaan Ekstasi di Kalangan Remaja

Dampak Penggunaan Ekstasi di Kalangan Remaja

Dilansir dari Pikiran Rakyat, Badan Pengendalian Narkotika Nasional menjelaskan bahwa sekitar 180 dari 10.000 penduduk Indonesia berusia antara 15 dan 64 tahun terpapar narkoba pada tahun 2019.

Narkoba, seperti dua sisi mata uang, adalah zat yang dapat memberikan manfaat obat sekaligus membahayakan kesehatan.

Jika disalahgunakan, bisa berakibat fatal bagi fungsi tubuh secara keseluruhan.

Seperti yang Anda ketahui, kematian juga merupakan salah satu efek narkoba yang sering ditemukan.

Dampak penyalahgunaan narkoba

Peredaran darah dan efek penyalahgunaan narkoba pada tubuh manusia sangat mengganggu.

The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 4th Edition (DMS-4) mendefinisikan penggunaan zat sebagai pola maladaptif.

Artinya, penyalahgunaan obat menyebabkan gangguan klinis yang signifikan. Berikut ini adalah berbagai dampak penggunaan narkoba terhadap kesehatan berdasarkan Pikiran Rakyat, antara lain:

1. Halusinasi berulang

Ayat 1 Pasal 1 UU Narkotika menyebutkan bahwa narkoba adalah zat sintetis atau berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Terutama obat-obatan jenis LSD (lysergic acid diethylamide) dan jamur, hal ini dapat memberikan efek halusinogen.

Halusinasi ini membuat penderitanya tidak bisa berpikir jernih, apalagi berkonsentrasi.

Dalam jangka panjang, efek mengonsumsi obat ini membuat seseorang kecanduan.

2. Efek tenang dan menyenangkan

Ada beberapa jenis obat yang termasuk dalam jenis obat ini lho. Hal ini umumnya digunakan dalam proses pemulihan dari penyakit.

Sebuah studi di Science Direct menunjukkan bahwa morfin memiliki efek menenangkan pada tubuh.

Cara kerjanya adalah membuat orang tersebut merasa tidak sakit dan menciptakan rasa tenang.

Namun, jika digunakan dalam dosis berlebihan, dapat menyebabkan kecanduan.

Ini awalnya menyinggung karena pengguna merasa efeknya menyenangkan.

3. Dehidrasi atau kekurangan cairan

Efek MDMA pada tubuh manusia dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Akibatnya, tubuh akan mengalami dehidrasi.

Jika efek ini berlanjut, tubuh akan mengalami gejala seperti:

  • kram
  • halusinasi muncul
  • perilaku yang lebih agresif
  • Sengal-sengal

Efek jangka panjang dari dehidrasi dapat menyebabkan kerusakan otak.

4. Gangguan gastrointestinal

Efek penggunaan ganja pada tubuh manusia seringkali adalah gangguan pencernaan.

Gangguan gastrointestinal meliputi mual, muntah, dan nyeri perut.

Tidak hanya itu, overdosis juga dapat menyebabkan gangguan ketakutan dan kecemasan yang berlebihan.

Jika penggunaan ganja terus dilakukan dalam waktu lama, ganja akan menimbulkan efek buruk seperti gangguan mental dan depresi.

5. Tidur terus menerus

Domolide adalah salah satu obat tidur yang paling sering disalahgunakan dan merupakan zat psikotropika.

Pengguna yang mengonsumsi obat dalam dosis berlebihan, efeknya membuat tubuh sangat rileks.

Oleh karena itu, kesadaran akan dampak penyalahgunaan narkoba seringkali berkurang secara signifikan.

Dalam beberapa kasus pengguna tidur terus-menerus dan tidak bangun pada waktu tertentu.

6. gangguan perilaku

Narkoba merupakan jenis obat yang mempunyai efek tidak teratur.

Efek jangka panjang dari obat dapat menyebabkan ketidaksadaran dan mengganggu koordinasi tubuh.

Bahkan, hilangnya kesadaran sering membuat orang tersebut bingung dan terjadi perubahan perilaku.

Efek obat berisiko tinggi adalah amnesia, yang membuat sulit untuk mengenali lingkungan sekitarnya.

Ini juga meningkatkan risiko mengembangkan gangguan mental, perubahan suasana hati, dan penyakit mental lainnya.

7. Penyakit kardiovaskular

Dampak penyalahgunaan narkoba menimbulkan gangguan kesehatan.

Obat-obatan stimulan, seperti kokain dan metamfetamin, dapat merusak jantung dan pembuluh darah Anda.

Beberapa gejala yang bisa dirasakan dari masalah jantung antara lain:

  • Sengal-sengal
  • sulit bernafas
  • nafas pendek
  • tangan berkeringat
  • Sakit dada dan punggung

Penggunaan obat ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit arteri koroner, detak jantung tidak teratur, dan serangan jantung.

8. Masalah pernapasan

Obat yang dihirup atau dihirup dapat merusak sistem pernapasan.

Efek penggunaan obat ini dapat menyebabkan infeksi dan penyakit pernapasan kronis.

Opioid memperlambat pernapasan seseorang dengan mengikat jaringan sistem saraf pusat.

Dengan menekan pernapasan seseorang, obat ini dapat menyebabkan pernapasan lambat atau dengkuran berat.

Seringkali, obat-obatan ini disalahgunakan dengan alat bantu tidur atau alkohol.

9. Emosi Tak Terkendali

Narkoba seperti kokain atau heroin berdampak buruk bagi tubuh dan lingkungan.

Bagi orang-orang di lingkungan pengguna, ini dapat meningkatkan risiko dilecehkan secara fisik atau emosional.

Pengguna akan merasakan emosi yang tidak terkendali, seperti kemarahan yang berakhir dengan kekacauan.

Kecanduan narkoba mengubah persepsi dan dapat menciptakan ketidakseimbangan emosional.

10. Penyakit hati

Penyalahgunaan zat sering mempengaruhi kesehatan fisik.

Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol kronis dapat merusak sel-sel hati dan menyebabkan peradangan.

Gagal hati adalah salah satu konsekuensi paling umum dari penyalahgunaan obat dalam tubuh manusia.

11. Koneksi Ganda

Meskipun penggunaan narkoba pada awalnya bersifat sukarela, namun dapat berdampak pada lingkungan.

Bagi orang-orang di lingkungan pengguna, ini membuat informasi yang diberikan salah.

Ini karena fungsi otak yang buruk dan keputusan tidak dapat dibuat dengan benar.

Pengguna narkoba seperti kokain, ganja, dan metamfetamin adalah orang yang paling sering merasakan efek ini.

12. Gangguan Dopamin

Sejumlah obat telah terbukti mengubah cara kerja otak. Ini mengganggu kemampuan individu untuk membuat keputusan.

Dampak penyalahgunaan narkoba disertai dengan rasa ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.

Obat-obatan membuat otak memproduksi dopamin dalam jumlah berlebihan.

Lonjakan dopamin ini menyebabkan euforia atau euforia yang berhubungan dengan penggunaan narkoba.

0